PWGI.ORG – Rantepao, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia atau yang biasa disebut dengan PWGI kembali menggelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja pada hari Senin – Selasa, tanggal 11 – 12 November 2024 di Hotel Misiliana Toraja Sulawesi Selatan.
Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) mengatakan,” Sejak tanggal 31 Oktober sampai dengan 14 November 2024 kami mengikuti kegiatan Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) PGI dan Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG PGI), kemudian meliput kegiatan Sidang MPL PGI di Tangmentoe Hills serta Sidang Raya XVIII PGI di Rantepao. Di sela waktu usai kegiatan Sidang Raya XVIII PGI ini rupanya banyak warga gereja di Toraja yang tertarik dengan kegiatan kegiatan PWGI, yang salah satunya adalah melatih warga gereja untuk menjadi wartawan gereja dengan mengadakan Pelatihan Jurnalistik,” Ungkapnya usai kegiatan Pelatihan di hari kedua tanggal 12 November 2024 di Lobi Hotel Misiliana Toraja.
“Seperti kita ketahui bahwa Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Dharma Leksana, S.Th., M.Si mengemban VISI dan MISI antara lain yaitu:
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk menjadi PEWARTA GEREJA yang berfungsi menghadirkan tanda tanda Kerajaan Allah di Era Digital
2. Menyebarkan Konten Konten Positif tentang Kasih Kristus sesuai AMANAT AGUNG melalui Media Online, Media Cetak, dan Media Sosial
3. Menjalin Komunikasi yang erat untuk bersama sama mendampingi Gereja Melaksanakan Tugas MARTURIA (Pewartaan)
4.Ikut berpartsipasi mewujudkan Damai Sejahtera Kristus dengan Media/ Pewartaan.
Ketum PWGI mengajak seluruh komponen Gereja untuk bekerja sama membangun sinergi mengembangkan pelayanan ini. Dia mengatakan,”Untuk merealisasikan pekerjaan pelayanan ini tidak bisa sendiri, kami Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) membuka diri untuk seluruh gereja di Indonesia dapat ambil bagian dengan mengirimkan warga gerejanya yang memiliki passion menjadi wartawan/ pewarta bergabung menjadi LASKAR KRISTUS dengan Menjadi Pewarta yang Profesional, Handal dan Terpercaya. Melalui kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia kami sedang membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bekerja bagi Tuhan memberitakan Karya Kasih Penebusan Kristus, menghadirkan berita berita yang membawa damai sejahtera, bukan ujaran kebencian apalagi berita berita hoaks dan fitnah. Pelatihan Jurnalistik bagi Wartawan Gereja Indonesia memberikan edukasi dan meningkatkan kemampuan wartawan gereja untuk memproduksi informasi informasi positif dan menyejukkan,” Bebernya dalam penyampaian materi kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia.
Dharma Leksana, S.Th., M.Si pendiri media online Warta-gereja.com dan Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) juga menyampaikan materi mengenai Dasar dasar ilmu jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik, UU Pers dan Bagaimana menulis berita.Dia mengatakan,” Menulis berita adalah skill atau keahlian, sehingga yang diperlukan dan sangat penting adalah praktek. Dalam pelatihan jurnalistik wartawan gereja ini, saya hanya akan membahas teori teori jurnalistik sekedarnya saja, untuk teori bagaimana menulis berita banyak kalian cari tutorialnya di google. Bahkan segala macam teori ada disana. Jadi hal yang penting sekarang adalah mulai dengan berani praktek membuat tulisan.” Paparnya.
“Setelah saya sampaikan materi teori jurnalistik ini, nanti peserta langsung saja melakukan praktek dengan melakukan kegiatan wawancara. Kegiatan Pelatihan Jurnalistik di Toraja kali ini dipandu oleh para Nara Sumber yang handal yaitu Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM., Pdt. Hosea Sudarna, Pdt. Johanes Imanuel Tuwaidan, S.Th., M.Min. yang memberikan pengetahuan mengenai dasar dasar pewartaan Kristen. Usai peserta mendengar pemaparan naras umber , pesertai langsung praktek sebagai wartawan mewawancarai para tokoh tersebut dan kemudian hasil wawancaranya dibuat rilis berita.” Tambahnya.
Ketum PWGI menambahkan, “Nanti hasil liputan wawancara dengan nara sumber tadi ditulis dalam bentuk berita dan akan kita evaluasi bersama untuk menilai apakah tulisan saudara saudara sudah memiliki news value dan layak tayang dengan standart penulisan jurnalistik yang mengandung unsur unsur berita 5W1H. Tidak usah takut salah, lakukan wawancaranya, tulis hasil wawancaranya. Inilah hal mendasar yang wajib dimiliki seorang wartawan,” Pungkasnya.
Pdt. Jahenos Saragih, M.Th., MM. memberikan pembekalan Teologis terkait dengan dasar dasar Pewartaan (Marturia) yang mengangkat Tema DENGAR, LIHAT, BACA,TULISKAN DAN LAKUKAN… (DLBTL) !
Menurut Pdt. Jahenos yang juga Ketua Dewan Penasihat PWGI bahwa Inti sari dari ajaran Alkitab (PL,PB) yang 66 Kitab dari persfektif ilmu Komunikasi termaktub dalam DLBTL ini.
“Allah berfirman, manusia mendengar dan menjawab, lalu Firman itu dituliskan, lalu dibaca dan dilakukan oleh umatNya. Artinya Allah berfirman, manusia menjawab, sehingga terjadi komunikasi antara Pencipta dan yang di cipta dan lokasinya ada dan berada di alam ciptaan Tuhan di bumi persada yang kita tempati. Isi Alkitab memuat sejarah, nubuat dan penggenapan nubuat itu sendiri dan central, pusatnya disebut Kristocentris,” Paparnya.
Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. mengatakan,”Pewarta Kristen harus jujur dalam mengemban dan melakukan panggilan dan suruhan mulia ini dalam bingkai DLBTL dengan penuh integritas, keberanian dalam prinsip “ya katakan bila ya dan tidak bila tidak” (Mat 5: 37), meskipun untuk melaksanakan perintah ini penuh dengan resiko,” Tegasnya.
Pdt. Yohanes Imanuel Tuwaidan, S.Th., M.Min. yang juga merupakan Pendeta Jemaat di GKI Palsigunung Depok Jawa Barat memberikan pembekalan mengenai etika wartawan gereja. Dia mengatakan,” Media warta gereja harus memiliki goals (Tujuan/Red.) yang dapat memberikan informasi informasi positif sehingga mendorong orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan berujung pada pertobatan. Berita berita yang diproduksi oleh Wartawan Gereja harus bersifat membangun, menghidupkan, menginspirasi dan bukan Hoaks, ujaran kebencian serta perpecahan. Berita berita harus berisi informasi yang menyelamatkan,” Bebernya.
Pdt. Hosea Sudarna yang juga sebagai Ketua Umum WKPUB menyoroti masalah Etika Jurnalis PWGI. Beliau mengatakan,” Etika jurnalistik yang paling mendasar adalah :
– bersikap independen
– menghasilkan berita yang akurat,
– berimbang, dan
– tidak beritikad buruk.
Berikut ini adalah beberapa etika jurnalistik lainnya yaitu Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul , Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap , Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi , Tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani , Menguji informasi, Menerapkan asas praduga tak bersalah , Menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat, Melayani hak jawab dan hak koreksi serta Menjaga kepercayaan publik .” Paparnya pada sesi ke 3.
“Dan Kode etik jurnalistik penting untuk menjaga integritas pribadi dan media massa, serta menghindari masalah di kemudian hari. Muara dari kode etik ini adalah KASIH. (Mat. 22:37-40, 1 Kor. 13:4-7).” Pungkasnya.
Ada 15 orang yang mengikuti kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja di Hotel Misiliana Toraja diantaranya : Dewina P., Novianti Parubak, Andy Pratha Sulit, Seprianus Hendra P, Junianto Suseno K, Pdt Luther Arruan Banga, Pdt. Kristian Takko, Pdt Danny Saud, Pdt Steven Sinaulan, David Antonius Tambu.
Usai kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia yang diselenggarakan oleg Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) para peserta kemudian dilantik menjadi Anggota dan Pengurus Organisasi PWGI di wilayah Toraja. Para peserta dibekali dengan Kartu Pers, Surat Tugas, Sertifikat dan Seragam Pers agar dapat mulai melakukan tugasnya memberitakan Injil dan Membangun Kerajaan Allah dengan Jurnalisme di Era Digital.
(***Mas Dharma/Red. @ Rantepao usai Persidangan Raya XVIII PGI Toraja 2024)